Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober telah menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia untuk merayakan warisan budaya yang kaya, dan pada tahun 2025, SMA Plus Negeri 17 Palembang turut memeriahkannya dengan pemakaian baju batik kepada seluruh warga sekolah. Batik diakui oleh UNESCO pada 2009 sebagai warisan budaya tak benda, menjadikan tanggal ini sebagai simbol kebanggaan nasional. Di SMA Plus Negeri 17 Palembang, peringatan ini tidak hanya berkaitan dengan filosofi batik dari berbagai daerah, seperti batik Parang yang melambangkan semangat pantang menyerah atau batik jumputan dari Sumatera Selatan yang mencerminkan keanggunan lokal, tetapi juga mendorong partisipasi aktif siswa untuk memahami bagaimana batik menyatu dengan sejarah dan nilai-nilai kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh nyata adalah wawancara dengan Hanna, seorang pelajar pertukaran (exchange student) dari Amerika, yang memberikan perspektif internasional tentang batik Indonesia. Hanna menggambarkan batik sebagai seni yang unik dan indah, dengan variasi pola dan warna yang tidak ditemukan di negaranya, serta menekankan pentingnya melestarikannya di era modern yang cepat berubah. Hal ini menginspirasi peserta didik untuk melihat batik sebagai jembatan budaya, di mana generasi muda Indonesia harus terus mengenal dan menghargai kerajinan tradisional ini agar tidak hilang ditelan globalisasi. Pendapat Hanna menunjukkan bahwa batik bukan hanya sebagai pakaian, melainkan sebagai alat untuk mempertahankan identitas budaya, sehingga acara ini berhasil membangun kesadaran di kalangan siswa tentang nilai universal batik dalam konteks internasional.
Kuai, seorang siswa kelas XI yang mewakili OSIS berbagi pengalaman mengenakan batik modern yang simpel namun elegan untuk kegiatan sehari-hari, menekankan bahwa batik tetap relevan sebagai cara mewariskan budaya kepada generasi mendatang. Sementara itu, Miss Atikah salah seorang pendidik, menjelaskan filosofi batik jumputan khas Sumatera Selatan yang ia kenakan, yang melambangkan kekayaan budaya daerah, dan menyoroti pentingnya memperkenalkan batik sejak sekolah untuk meningkatkan kebanggaan nasional. Keduanya sepakat bahwa batik dapat digunakan untuk acara formal maupun sehari-hari, asal dikenakan dengan rasa nyaman dan percaya diri, sehingga acara ini menjadi platform edukasi yang efektif dalam membangun pemahaman tentang pelestarian budaya.
Pada akhirnya, peringatan Hari Batik Nasional 2025 di SMA Plus Negeri 17 Palembang bukan hanya sebuah acara, melainkan panggilan aksi bagi generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan warisan budaya ini. Pesan kuat disampaikan bahwa batik membantu membentuk identitas bangsa yang bersatu dalam keberagaman, seperti motif-motifnya yang beragam dari berbagai suku. Acara ini menginspirasi siswa untuk tidak malu mengenakan batik di mana saja, sekaligus menjadi contoh bagaimana sekolah dapat berperan dalam memperkuat literasi budaya. Dengan demikian, SMA Plus Negeri 17 Palembang membuktikan bahwa Hari Batik Nasional adalah kesempatan emas untuk membangun masyarakat yang lebih menghargai akar budaya Indonesia, menuju masa depan yang inovatif dan berwawasan.
