Itulah inti Kajian dari Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini yang berlangsung di Masjid Baabul Ilmi SMA Plus Negeri 17 Palembang pagi ini, Jumat (17/01). Kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS SMA Plus Negeri 17 Palembang ini menghadirkan pembicara, Bapak Drs. Herwansyah, M.Ag. dari IAIN Raden Fatah Palembang.
Kegiatan kerohanian Islam seperti peringatan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal penanggalan Hijriyah ini merupakan kegiatan rutin di SMA Plus Negeri 17 Palembang. Kegiatan yang mendukung dikembangkannya pendidikan karakter seperti ini memang sudah lazim dilaksanakan di lingkungan sekolah-sekolah.
Dalam pengajian yang diikuti oleh seluruh warga sekolah ini, Bapak Drs Herwansyah, M.Ag. yang kesehariannya adalah Dosen Tetap Fakultas Ushulludin IAIN Raden Fatah Palembang dan Pengasuh Ponpes Ittifaqiyah Inderalaya ini mengawali pembicaraannya dengan menceritakan tentang sejarah diadakannya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada masa Nabi sendiri peringatan hari kelahiran beliau tidak pernah dilakukan bahkan dalam perkembangannya perayaannya pun dilarang. Tidak banyak yang tahu bahwa sesungguhnya peringatan Maulid Nabi diciptakan sebagai bagian dari cara membangkitkan semangat kaum Muslim untuk melawan terhadap penyerangan besar-besaran yang dilakukan oleh tentara perang salib dari daratan Eropa. Sultan Salahuddin Al Ayyubi berhasil membangkitkan semangat juang umat Islam dengan cara mempertebal kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW, tujuannya jelas untuk membangkitkan solidaritas dan semangat perjuangan umat Islam.
Kemudian bagaimana dengan konteks ummat sekarang dimana mulai kendor semangat nilai dan moral Islam dan digantikan dengan nilai-nilai yang dikatakan globalisasi, lberalisasi, sekularitas dan kebebasan lainnya. Maka peringatan Maulid Nabi seperti ini sangat diperlukan untuk memupuk kembali nilai-nilai keislaman yang mulai tergerus jaman. Mengenal nabi bukan berarti menyekutukannya dengan Allah. Akan tetapi mengetahui sejarah, biografi dan mencintai Nabi berarti meneladani semua ajarannya. meneladani kemuliaan akhlak beliau dan berusaha mengevaluasi diri kita sendiri.
Budi pekertinya yang mulia, termasuk segi-segi keagungannya yang universal, baik yang berhubungan dengan kemurahan hati, atau dengan kerendahan hati dan kesantunannya, dengan kekuatan dan keberaniannya, atau yang berhubungan dengan berpolitik, kerja keras dan keteguhannya memegang prinsip. Untuk itu perlu evaluasi diri kita apakah sudah sesuai dengan akhlak yang dicontohkan Nabi ataukah menyimpang jauh, kemudian kita adopsi keteladanan Nabi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Berkaitan dengan generasi muda seperti sekarang ini yang lebih mengidolakan seseorang lebih daripada Nabi, maka perlu kita lihat sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka sesungguhnya dia telah mencintai aku. Dan siapa yang mencintai aku niscaya dia bersama-samaku di dalam syurga.” Maka jadikanlah Nabi Muhammad sebagai suri tauladan, idola dan panutan kita.