Upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018 di SMA Plus Negeri 17 Palembang cukup istimewa dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tata cara pelaksanaan tetap sama sesuai aturan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI akan tetapi perbedaannya terletak pada petugas upacaranya bukan peserta didik, melainkan guru-guru dan karyawan SMA Plus Negeri 17 Palembang. Lihat Foto.
Upacara bendera yang cukup istimewa ini berlangsung dengan khidmat dan berjalan lancar diikuti oleh seluruh peserta didik kelas X dan XI. Pelaksanaan kegiatan upacara yang dimotori oleh guru dan karyawan ini sebagai bentuk motivasi dan tauladan kepada seluruh komponen pendidikan di SMA Plus Negeri 17 Palembang khususnya peserta didik sampai dengan paduan suara juga dari guru dan karyawan dengan penuh semangat menyanyikan lagu wajib nasional.
Bertindak sebagai Pembina upacara adalah Bapak Drs. Agus Budiyanto, M.M. yang menyampaikan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. “Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini juga kita jadikan momentum untuk melakukan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan. Dalam waktu yang bersamaan kita menerawang ke depan atau membuat proyeksi tentang pendidikan nasional yang kita cita-citakan. Pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini kita perlu merenung sejenak untuk menengok ke belakang, melihat apa yang telah kita kerjakan di bidang pendidikan, untuk kemudian bergegas melangkah ke depan guna menggapai cita-cita masa depan pendidikan nasional yang didambakan.
Tripusat pendidikan tersebut menurutnya harus secara simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras, gotong-royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa.
Tantangan eksternal juga muncul yaitu Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system yang telah mengubah peri kehidupan masyarakat.Artificial intelligence, internet of things, 3D printing, robot, dan mesin-mesin cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia. Kecepatan dan ketepatan menjadi kunci dalam menghadapi gelombang perubahan tersebut, juga kemampuan dalam beradaptasi dan bertindak gesit.
“Oleh karena itu, mau tidak mau dunia pendidikan dan kebudayaan pun harus terus-menerus menyesuaikan dengan dinamika tersebut. Cara lama tak mungkin lagi diterapkan untuk menanggapi tantangan eksternal. Reformasi sekolah, peningkatan kapasitas, dan profesionalisme guru, kurikulum yang hidup dan dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang mutakhir, menjadi keniscayaan pendidikan kita.