SMA Plus Negeri 17 Palembang merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk Direktorat Pembinaan SMA untuk melaksanakan Program SMA Rujukan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah Gerakan Literasi. Implementasinya berupa kegiatan sosialisasi dan seminar literasi Perpustakaan, Digital dan Keuangan, Selasa (17/10) di Aula Gedung B.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta didik, guru-guru SMA Plus Negeri 17 Palembang, guru-guru sekolah imbas dengan mengundang para penggiat literasi seperti Bapak Dr. H. Yuswan, M.Pd., dari SMA Negeri 17 Palembang yang lama berkecimpung di bidang perpustakaan sekolah dan perpustakaan Universitas PGRI Palembang, narasumber dari Polda Provinsi Sumatera Selatan dan narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Reginal 7 Sumatera Bagian Selatan.
Kegiatan diawali dengan sambutan Kepala Sekolah yang diwakili oleh Bapak Drs. Arpani, M.Pd. yang mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari amanah peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Dalam pemaparan materi literasi Bapak Dr. H. Yuswan, M.Pd. menyampaikan bahwa gerakan Literasi Sekolah adalah perihal yang penting di era sekarang ini, khususnya dalam meningkatkan mutu pendidikan dan persaingan teknologi informasi. Literasi haruslah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Selain itu, beliau menambahkan bahwa pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Dan di SMA Plus Negeri 17 Palembang sendiri sudah berjalan lama sejak tahun 2000 melalui program Budaya Gemar Menulis dan membaca bagi peserta didik dan gurunya. Namun demikian perlu ditekankan bahwa Literasi bermakna lebih dari sekadar membaca dan menulis, keberadaannya mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Pada sesi kedua mengenai literasi digital yang disampaikan dari pihak Polda Sumsel, yang mana diberikan penjelasan berbagai hal tentang perlunya kearifan penggunaan media informasi di masyarakat. Pemerintah terus fokus meningkatkan literasi digital kepada masyarakat guna memerangi kabar bohong atau hoax yang beredar di media sosial hingga portal-portal berita palsu. Menangani hoax maupun konten negatif harus melalui pendekatan semua pemangku kepentingan yang bergerak bersama. Semua lapisan masyarakat harus berpartisipasi dalam memanfaatkan media sosial secara bijak.
Dan sesi terakhir dari Otoritas Jasa keuangan Wilayah Sumatera Bagian Selatan tentang Literasi Keuangan. Hal ini perlu dilakukan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang layanan jasa keuangan. Sehingga diharapkan agar masyarakat luas dapat menentukan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan, masyarakat harus memahami dengan benar manfaat dan risiko, mengetahui hak dan kewajiban serta meyakini bahwa produk dan layanan jasa keuangan yang dipilih dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu masyarakat mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan; memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik; dan terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas;
Peserta seminar diajak untuk memahami mengenai manfaat dan risiko produk dan layanan jasa keuangan. Literasi Keuangan juga memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan. Lembaga keuangan dan masyarakat saling membutuhkan satu sama lain sehingga semakin tinggi tingkat Literasi Keuangan masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan. Semoga kegiatan ini bermanfaat, demi peningkatan kualitas pendidikan dan kemajuan bangsa Indonesia.