Hari Jum’at lalu (20/05) SMA Plus Negeri 17 Palembang kembali berhasil mempertahankan tradisi meraih medali di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang berlangsung di Palembang setelah peserta didiknya Siti Candisa Azzahra Mulyawati memperoleh medali perak untuk bidang ilmu geografi.
Tahun lalu M. Iqbal Aufarafi (Astronomi) menyumbang medali perunggu untuk kontingen Sumatera Selatan di OSN 2015 yang berlangsung di Yogyakarta. Alhamdulillah tahun ini SMA Plus Negeri 17 Palembang juga menghadirkan satu medali dari perolehan total tiga medali bagi Sumatera Selatan. OSN merupakan agenda pembelajaran yang berharga bagi para paserta yang berasal dari berbagai tingkatan, yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.
Candisa dikenal guru dan teman-temannya sebagai sosok yang sopan, santun, disiplin dan cerdas. Ada cerita menarik dibalik sukses Candisa meraih medali di ajang OSN beberapa hari yang lalu. Pada saat SMP, Candisa semula tidak begitu menyukai pelajaran IPS sehingga setiap ulangan memperoleh nilai yang kecil. Namun demikian guru dengan sabar memberinya motivasi dan inspirasi hingga ia menyenangi mata pelajaran IPS khususnya Geografi bahkan sampai mengikuti Olimpiade IPS di tingkat Kabupaten Muara Enim.
Kecintaan Candisa pada geografi dilanjutkannya dengan mengikuti tim OSN Geografi SMA Plus Negeri 17 Palembang yang dipersiapkan untuk seleksi tingkat Kota. Selama lebih kurang setahun, ia dan anggota tim olimpiade geografi digembleng guru pembimbingnya dengan materi-materi geografi yang menurutnya sangat menyenangkan. Mengikuti tim olimpiade Geografi bukan berarti harus jago menghafal, tapi lebih membutuhkan penalaran dan wawasan yang luas. Apalagi materinya sebagian besar justeru materi yang dipelajari kebanyakan pelajaran IPA.
Sesuai hal tersebut Candisa yang hobi membaca, menulis, menyanyi dan renang ini menyarankan kepada teman-temannya jika ingin mengikuti salah satu cabang Olimpiade Sain harus yang benar-benar disukai, bukan hanya karena gengsi serta jangan langsung men-judge atau membuat down siswa yang mengikuti suatu cabang ilmu. Sering karena ketidaktahuan teman-temannya, ia ditanya kenapa sih anak IPA ikut cabang olimpiade yang notabene adalah pelajaran IPS. Tak jarang ia pun dengan sabar menjelaskan dengan detail mengenai seluk beluk betapa pentingnya geografi. Termasuk bahwa di kebanyakan negara maju geografi merupakan pelajaran wajib karena menjadi solusi banyak permasalahan suatu Negara, hingga teman-temannya paham.
Siswi yang sedang belajar di kelas X peminatan MIPA ini merasa beruntung berada di lingkungan yang selalu mendukung setiap aktivitasnya termasuk mendalami ilmu geografi. Orangtua yang di Muara Enim selalu memberi restu, doa, motivasi, bimbingan dan nasehat berharga baginya. Begitu juga iklim belajar di sekolah dengan berbagai fasilitas yang menunjang pembelajaran dan pelatihan begitu ia nikmati hingga akhirnya sampai pada pencapaian ini.
Pengalaman mengikuti OSN 2016 kemarin banyak memberi pelajaran dan pengalaman berharga, mendapat teman baru dari seluruh Indonesia yang akan tetap dijalin persahabatan dengan mereka. Terlebih, tigapuluh besar peraih medali cabang geografi ini akan bertemu kembali di pelatihan nasional yang dipersiapkan ke International Geography Olimpiad (IGEO) 2017 di Serbia. Semoga harapan gadis yang bercita-cita menjadi penulis ini terkabul sebagai salah satu dari anggota tim Olimpiade Geografi Indonesia di IGEO 2017 dan meraih medali. Aamiin.