PALEMBANG- Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM) Palembang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMA Plus Negeri 17 Palembang menggelar Sosialisasi Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional di Aula Gedung B Lantai 3 SMA Plus Negeri 17 Palembang, Kamis (9/4/2015).
Dalam sosialisasi bertajuk kesehatan reproduksi remaja putri ini dipaparkan cara mengatasi nyeri haid melalui pijat akupuntur dan ramuan obat tradisional. Disamping itu, diperkenalkan juga berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan UKS dalam upaya SMA Plus Negeri 17 menuju Sekolah Sehat Nasional.
Dra Hj Susi Sukarni MM, Pembina UKS SMA Plus 17 Palembang mengatakan, kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu aksi nyata Trias UKS bidang pembinaan. Materi kesehatan reproduksi remaja dipililih karena hal ini sangat penting dipahami oleh siswa untuk kesehatan mereka pada saat sekarang dan masa yang akan datang.
“Ilmu yang didapat ini berkelanjutan, dan awalnya mulai dari sekarang, dibangku sekolah. Pembinaan seperti ini merupakan wujud tanggung jawab sekolah untuk menciptakan generasi yang sehat,” ujarnya.
Ia mengatakan, pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi perlu disempurnakan. Karena masih banyak kesalahan yang dilakukan akibat kebiasaan dan ketidaktahuan siswa.
Dr Febrika Widyasari, staf managemen LKTM Palembang mengatakan, pengobatan tradisional telah dilakukan secara turun- temurun oleh nenek moyang masyarakat Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu.
“Ada sekitar 30 ribu tanaman obat, dan di Indonesia terdapat 7500 sampai 9500 tanaman obat. Namun, baru sekitar 300 tanaman obat yang digali karena warisan leluhur itu tertuang dalam dokumen berbahasa sanskerta,” ujarnya.
Ia menuturkan, pengarsipan tentang tanaman obat di Indonesia belum begitu tertata. Berbeda dengan Cina, Korea dan Vietnam. Di negara ini, catatan tanaman berkhasiat obat sangat detail dan mendapat apresiasi dari organisasi kesehatan dunia (WHO).
Sementara itu, Kepala SMA Plus Negeri 17 Palembang Drs H Syaiful Bahri MM menyambut baik kegiatan sosialisasi ini. Ia mengatakan, tanaman obat banyak terdapat di lingkungan sekolah, tinggal bagaimana cara memanfaatkannya.
“Mudah-mudahan ilmu yang disampaikan dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi siswa,” katanya.
Sosialisasi mengundang antusias siswa dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan dalam sesi tanya jawab berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja melalui tindakan dan obat tradisional.
Soraya, siswa kelas XI 3 MIA mengaku senang mendapat ilmu tentang kesehatan reproduksi remaja.
“Kita tentunya sangat membutuhkan informasi seperti ini. Ternyata untuk mengatasi haid, kita tidak perlu mengonsumsi obat kimia. Tanaman di sekitar kita bisa dijadikan obat,” ujarnya. (af)