Tiga bulan sudah, tentu telah banyak yang berubah. Daun-daun telah menguning bahkan tak ada lagi di pohonnya. Musim telah berganti menjadi dingin. Menunggu salju yang tak tentu kapan akan datang. Itulah penggalan cerita pengalaman Aulia Ananditia Putri (kelas XII IPA) SMA Plus Negeri 17 Palembang sebagai siswa pertukaran pelajar di Hungaria.
Sziasztok!
Banyak yang bilang kalau masa SMA adalah masa-masa yang terindah. Mungkin, itulah juga salah satu alasan untuk menunda kelulusanku. Tak pernah kusangka akan belajar menggunakan bahasa tersulit nomor dua di dunia, hidup dan tinggal di negara yang terkenal akan bangunan tuanya, tempat dimana rubik, korek api hingga pena diciptakan sampai akhirnya dijuluki “Negeri Para Penemu”. Ya, aku tinggal di sebuah negara di bagian Timur-Tengah Eropa, Hungaria. Keluarga angkatku tinggal 27 km dari pusat kota, Székesfehérvár, bernama Vereb.
Menjadi seorang siswa pertukaran pelajar bersama AFS sangatlah istimewa. Mendapatkan banyak teman, bukan hanya dari Hungaria, tetapi siswa pertukaran pelajar lainnya, seperti; Rusia, Thailand, Turki, Italia, Costa-Rica, dll. Mempelajari budaya, pola pikir mereka dan bukan sekedar mencicipi, tetapi jadi makanan setiap hari dengan rasa yang berbeda tentunya. Untuk menerima kata “Halo” saat mengucapkan selamat tinggal juga tantangan yang lucu dan menarik sebagai awal adaptasi. Pernahkan terpikirkan bahwa setiap menit dalam hidup kita itu berharga? Segalanya serba tepat waktu. Karena kalau tidak, harus sedikit “berolahraga” untuk mengejar bus atau kereta. 2 kilometer dalam 10 menit? Sudah biasa, ha-ha-ha. The journey of a thousand miles begins with a single step. Even a mistake will be a part of our journey. Jadi, aku tidak akan marah dengan menyalahkan orang lain. Tapi justru lebih belajar menghargai waktu dan semakin disiplin dalam melakukan sesuatu. Sejauh ini belum pernah aku menemukan diskriminasi, malah aku semakin menyadari betapa indahnya kulit Asia. Semakin pede dengan apa yang kita punya.
Tiga bulan sudah, tentu telah banyak yang berubah. Daun-daun telah menguning bahkan tak ada lagi di pohonnya. Musim telah berganti menjadi dingin. Menunggu salju yang tak tentu kapan akan datang. Satu yang pasti, pengalaman yang sangat berharga yang tak bisa diulang. Tinggal di bagian Timur-Tengah Eropa yang terkenal akan keindahan musiknya, memberikanku kesempatan untuk mulai belajar biola. Betapa sungguh mereka mengapresiasi muridnya, aku yang baru dua bulan belajar akan tampil dalam sebuah konser menyambut natal di pusat kota Székesféhervár!
Bulan Desember datang dan aku baru saja merayakan Sweet Seventeen di tanah Eropa. Mungkin ini lebih dari bertemu Donny Alamsyah dan Reza Rahadian di hari ulang tahunku seperti yang kuimpikan lima tahun lalu. Aku berharap satu tahun ini dapat kulewati dengan maksimal dan menemukan banyak hal untuk dipelajari, terutama untuk menjadi insan yang lebih baik. Sampai bertemu lagi tahun depan! (AAP)
Lihat juga http://youtu.be/W7vGyT-trHk
Sziasztok!