Upacara Bendera Hari Senin, (16/06) berbeda dengan pelaksanaan upacara hari senin sebagaimana biasanya dimana SMA Plus Negeri 17 Palembang kedatangan tamu kehormatan sekaligus sebagai Pembina Upacara, Kasitur Jagwali Ditlantas Polda Sumsel, Bapak Kompol Ketut Surna bersama rombongan.
Bersama rombongan dari Dirlantas Polda Sumsel kedatangan beliau adalah sebagai sarana penyuluhan pendidikan kepada seluruh warga sekolah, guru dan peserta didik SMA Plus Negeri 17 Palembang dalam rangka Kampanye Keselamatan Berlalulintas di jalan raya e sekolah-sekolah. Pembinaan yang disampaikan pada saat Bapak Ketut Surna menjadi Pembina Upacara Bendera, berkaitan dengan masih banyaknya permasalahan mengenai pelanggaran tertib berlalu lintas di jalan seperti yang mengakibatkan tingginya angka kecelakaan di jalan raya.
Beliau mengungkapkan beberapa aspek yang menajdi factor tingginya kecelakaan lalul intas, antara lain:
– Faktor manusia, kelalaian manusia untuk mematuhi aturan lalu lintas masih tinggi
– Kondisi jalan, infrastruktur jalan yang sempit masih menjadi kendala umum transportasi kita
– Faktor kendaraan, kondisi kesiapan kendaraan seperti rem dan perlengkapan lainnya harus selalu dicek
– Faktor lingkungan, kondisi cuaca, banjir, tanah longsor perlu kewaspadaan pengendara.
Berbicara mengenai masalah remaja yang lain, Bapak Ketut Surna juga menghimbau kepada seluruh warga sekolah terutama kepada para peserta didik untuk terus waspada dan menekan semaksimal mungkin keterlibatan peserta didik SMA Plus Negeri 17 Palembang dengan hal-hal yang menyimpang seperti kenakalan remaja, membawa senjata tajam dan terlibat dalam narkoba. Beliau berharap kepada peserta didik untuk tetap memperrthankan nama besar SMA Plus Negeri 17 Palembang yang selalu taat hokum dan aturan terutama peraturan lalu lintas, tertib dan santun di jalan.
Di akhir pembinaannya, Kompol Ketut Surna mengajak seluruh warga SMA Plus Negeri 17 Palembang untuk berperan dalam sosialisasi aksi keselamatan berlalu lintas sesuai dengan motto “Jadilah Pelopor keselamatan berlalu lintas dan budayakan sebagai kebutuhan “.