• principal@sman17plg.sch.id
  • Jl. Mayor Zurbi Bustan, Lebong Siarang Palembang
  • 088294873406
  • Dari Menonton Anime ke Jepang: Perjalanan Alya dalam Program Pertukaran Pelajar AKP+

    Dari Menonton Anime ke Jepang: Perjalanan Alya dalam Program Pertukaran Pelajar AKP+

    Halo semua, kenalin nama aku Alya Artita Dewi, siswa SMA Negeri 17 Palembang yang mengikuti program pertukaran pelajar AKP+ ke Jepang. Sebelumnya, kalian sudah pernah mendengar tentang AKP+ belum nih? AKP+ atau Asia Kakehasi Project Plus merupakan program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Jepang kepada siswa SMA atau sederajat dengan tujuan untuk menjembatani pemahaman antar budaya antara para pelajar SMA di Jepang dan Asia. Menarik bukan? Program yang aku jalani ini merupakan program beasiswa penuh dari pemerintahan Jepang yang berlangsung selama 3,5 bulan! Bahkan, aku mendapatkan uang saku setiap bulannya untuk keperluanku sehari-hari. Bagaimana sih cara mengikuti program ini? Yuk simak cerita pengalaman aku untuk mendaftar.

    Pada tahun 2020 saat Covid-19 melanda dunia, aku menghabiskan waktu dengan menonton anime. Sejak saat itulah aku menjadi sangat tertarik dengan budaya Jepang. Pada saat memasuki SMA Negeri 17 Palembang, aku langsung ikut ekstra kurikuler Shokura (Seventeen Nihon Kurabu) untuk mengetahui lebih banyak tentang kebudayaan Jepang. Di sana, aku banyak sekali belajar tentang kebudayaan jepang sehingga saat pemilihan mata pelajaran di kelas 11 (fase f) aku memilih Bahasa Jepang sebagai mata Pelajaran pilihanku. Ketertarikan ku yang besar juga selaras dengan keinginan ku untuk pergi ke Jepang. Saat itulah aku berpikir untuk mengikuti program pertukaran pelajar yang diselenggarakan oleh Bina Antarbudaya. Setelah melakukan riset, aku menemukan program AKP+. Aku sangat bersyukur karena dengan program ini aku bisa mengikuti pertukaran pelajar tanpa harus membayar biaya dan bahkan mendapatkan uang saku selama di Jepang. Aku mendapat banyak dukungan dari orang tua, guru, dan teman-teman untuk mengikuti program tersebut.

    Akhirnya, aku memutuskan untuk mengikuti seleksi pertukaran pelajar tersebut. Aku memulai petualanganku dengan mengikuti Open House yang bertujuan untuk memperluas pengetahuanku tentang program yang diselenggaran oleh Bina Antarbudaya dan bagaimana cara untuk mengikuti seleksi kedepannya. Pada saat Open House, dijelaskan bahwa program AKP+ akan diseleksi melalui program AFS (American Field Service). Setelah memiliki bekal bagaimana proses seleksi yang akan aku hadapi, aku langsung mengikuti seleksi pertama, yaitu seleksi berkas. Membutuhkan banyak waktu untuk mengisi semua berkas yang diperlukan, aku bahkan hampir menyerah pada saat itu. Namun, aku berpikir kenapa aku harus meyerah pada tahap yang sangat awal ini? Aku mengumpulkan semangatku Kembali sampai hari batas pengumpulan tiba. Aku masih tidak percaya diri dengan berkas yang sudah aku isi, awalnya aku ragu untuk mengumpulkan sampai akhirnya aku mendapatkan informasi bahwa batas pengumpulan di perpanjang. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan segera menyempurnakan berkasku hingga mengumpulkannya. Pada tanggal 18 September 2023, pengumuman seleksi berkas dipublikasi. Aku sangat bersyukur namaku ada diurutan kedua dari 12 orang yang lulus.

    Petualanganku selanjutnya adalah seleksi Dinamika Kelompok dan Wawancara Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Aku mempersiapkan diri untuk seleksi Wawancara dengan cara mencari tahu pertanyaan dari alumni-alumni sebelumnya. Setelah itu aku berlatih bagaimana cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik dan benar hingga sampailah pada saat hari-H seleksi. Seleksi pertama pada saat itu adalah seleksi Dinamika Kelompok. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi aku dan anggota kelompokku yang lain untuk menyelesaikan seleksi, tetapi dengan kerjasama kami yang kompak, kami bisa menyelesaikannya dengan hasil yang cukup memuaskan untukku.

    Setelah itu, aku mengikuti seleksi wawancara Bahasa Inggris. Pada seleksi tidak seperti ekspektasiku yang menyeramkan. Aku sangat menikmati proses seleksi dengan tenang. Aku keluar dari ruangan dengan perasaan yang sangat puas dan bahagia karena bisa menjawab semua pertanyaan tanpa terbata-bata. Aku menunggu cukup lama di ruang tunggu untuk seleksi terakhirku, yaitu seleksi wawancara Bahasa Indonesia. Saat seleksi wawanacara Bahasa Indonesia berlangsung, aku sangat tidak percaya diri tetapi aku terus berusaha untuk terus tenang. Seleksi ini jauh lebih sulit daripada seleksi sebelumnya tetapi aku bisa menyelesaikannya dengan baik. Setelah beberapa waktu menunggu, aku mendapatkan pengumuman bahwa aku lulus seluruh proses seleksi AFS. Aku sangat bersyukur saat itu, tetapi ini bukanlah akhir untukku. Aku masih harus berjuang untuk mendapatkan program AKP+. Beberapa waktu setelah mengumuman lulus AFS, aku melengkapi berkas berkas yang diberikan oleh pihak Bina Antarbudaya. Ada banyak sekali berkas yang harus aku isi, aku mengisinya satu persatu dan mengirim semua berkas sebelum tenggat pengumpulan. Berbulan-bulan aku menunggu pengumuman AKP+ yang tidak jelas kabarnya dan akhirnya, pada tanggal 1 Juni 2024 aku mendapatkan e-mail ucapan selamat dari pihak Bina Antarbudaya bahwa aku terpilih sebagai peserta Asia Kakehashi Project+ ke Jepang!

    26 Agustus 2024 aku menjadi orang pertama dari 10 orang yang lulus AKP+ yang mendapatkan penempatan. Aku mendapatkan penempatan di kota Hirakata Distrik Osaka. aku langsung mendapatkan host-school dan dormitory dalam satu e-mail. Aku mempersiapkan barang-barang yang akan aku bawa ke Jepang dari jauh hari. Sembari mempersiapkan barang, aku dan teman-teman AKP+ juga mempersiapkan visa kami, kami hanya perlu mengisi berkas yang dibutuhkan dan mengirimkan berkas tersebut ke kantor nasional Bina Antarbudaya, selebihnya pihak Bina Antarbudaya yang mengurus visa kami. Untuk mempersiapkan tekat dan mental kami, kami diharuskan untuk Orientasi Nasional di Jakarta selama satu minggu. Saat itu aku mendapatkan banyak ilmu baru yang harus aku kuasai selama berada di Jepang. Di penghujung acara Orientasi, kami mengadakan Farewell Party untuk menutup acara. Lebih dari 100 anak Indonesia yang akan pergi pertukaran pelajar dan aku sangat bangga karena aku adalah salah satu dari itu dan mengalahkan ribuan peserta yang mendaftar. Dua minggu setelah Farewell Party, aku dan teman-teman AKP+ berangkat dari Jakarta ke Narita, Jepang.

    Kami semua kumpul di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta pada siang hari. Pesawat kami ke Jepang dijadwalkan pada pukul 21.55 malam nanti. kami menghabiskan waktu dengan mengobrol hingga waktu check in pesawat tiba. Tidak lupa kami mengambil foto dengan bendera Indonesia sebelum masuk ke pesawat. Kami terus berjalan bersama hingga kami berada di dalam pesawat. Sayangnya, tempat duduk kami berjauhan, aku sedikit bosan awalnya tetapi karena penerbangan kami malam aku bisa tidur dengan pulas saat itu. Aku berada di atas udara selama delapan jam, pukul 7.30 pagi kami sampai di Jepang. Kami Bersama-sama melewati proses imigrasi hingga sampai ke hotel untuk Orientasi selama tiga hari. Setelah masa Orientasi yang sangat menyenangkan selesai, aku dan teman-temanku yang lain pergi ke penempatan kami masing-masing. Aku pergi dari Narita ke Osaka menaiki kereta dan sampai di dormitory pada malam hari.

    Saat itu, kesan pertamaku di Jepang adalah betapa rendah hati dan baiknya orang-orang disini. Mereka sangat mengapresiasi semua hal positif walaupun itu hanya hal kecil. Aku juga sangat menyukai lingkungan dan bangunan disini yang sangat bersih dan nyaman. Sekarang aku berada di kota Hirakata dan kesan pertamaku tentang Jepang masih belum berubah disini. Aku tinggal di dormitory Osaka English House, semua orang disini sangat baik dan menyambut hangat kedatangan kami. Sekolahku masih di lingkungan yang sama, Hirakata Senior High School. Teman-teman serta guru-guru sekolahku juga senyambutku dengan sangat antusias. Aku sangat bersyukur teman-temanku disini mau berinteraksi denganku walaupun mereka tidak terlalu bisa Bahasa Inggris.

    Setelah semua yang terjadi aku menjadi sadar, aku bisa berada di sini hanya karena hal kecil, yaitu aku suka menonton anime. Aku berpikir bahwa aku bisa lulus pertukaran pelajar dengan beasiswa ini hanya keberuntunganku saja, namun pada kenyataannya, banyak sekali hal yang sudah aku korbankan dan aku berjuang untuk mendapatkan beasiswa ini. Aku sangat berterima kasih dengan diriku yang dulu karena tidak menyerah untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku hanya ingin memberi saran kepada teman-teman semua, jangan meremehkan hal kecil yang terjadi di hidup kalian, selain itu juga tetaplah pada pendirian kalian masing-masing untuk terus melangkah kedepannya. Karena pada akhirnya, kalian sendirilah yang membantu diri kalian. Tetap semangat untuk mendapatkan apa yang lain inginkan, jika kalian sudah bertekad untuk itu, pasti akan diberi kemudahan.