Bisa mengikuti kegiatan di tingkat nasional adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Setidaknya, itulah yang pernah dirasakan oleh guru ketika terpilih sebagai peserta dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) melalui Subdit Kesharlindung Dikdas dan Dikmen. Tidak terutama agar bisa menjadi “juara”, tapi bisa menyisihkan ratusan atau bahkan ribuah guru dari seluruh indonesia dalam proses seleksi adalah prestasi tersendiri.
Kegiatan yang baru saja selesai dilaksanakan oleh Kesharlindung adalah Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tahun 2016. Khusus untuk Dikdas, OGN merupakan ajang kompetisi bagi guru untuk meningkatkan wawasan pengetahuan, motivasi, profesionalisme, dan kerja keras dalam mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan budaya di kalangan guru SMA.
Pengalaman Pak Triwibowo sebagai Finalis OGN Tahun 2016 di Jakarta sungguh tak disangka, setelah berhasil mengantarkan siswanya, Siti Candisa Azahra meraih medali perak di OSN 2016, beberapa minggu berikutnya, guru sekaligus pembimbingnya juga berkiprah di tingkat nasional.
“Berangkat sebagai finalis dalam ajang tingkat nasional adalah kebanggaan tersendiri bagi saya. Setelah melalui rangkaian seleksi daring terpusat, mengantarkan saya bisa berada dalam persaingan guru-guru hebat dari 34 provinsi se-Indonesia. Memang belum berhasil sebagai juara tapi, semoga kedepannya bisa meraih prestasi lebih baik lagi.”
Tidak mudah mendapatkan kesempatan sebagai peserta Olimpiade Nasional Guru (OGN), meski hanya sekedar sebagai finalis, bukan sebagai juara, perjuangan tetap harus tinggi.
Awalnya hanya dari tekad mengikuti uji kompetensi sabagai pendidik, kemudian memberanikan diri mendaftar OGN 2016 melalui seleksi di tingkat provinsi, karena kemudian masuk rangking/passing grade dan terpanggil ke nasional.